Filosofi Kopi dan Pelajar
“Black as the devil, hot as hell, pure as an angel, sweet as love.”
Kutipan dari seorang diplomat Prancis bernama Charles Maurice de Talleyrand seorang diplomat Prancis paling terkenal sepanjang sejarah. Dari kutipan tersebut mungkin akan susah untuk menebak apa yang Charles bicarakan. Namun, jika anda memperhatikan judul dari blog ini seharusnya anda sudah tahu apa yang Charles bicarakan. Pelajar? Tidak, yang benar adalah kopi. Ah, kopi betapa engkau telah menjadi teman bagi tiap individu dalam masyarakat yang beradab. Rasanya menjalani hari akan sangat pahit dibandingkan pahitmu jika engkau tidak ada.
Meneguk segelas kopi sebelum memulai hari sudah menjadi kebiasaan orang-orang di sekitar kita. Kita mempercayakan kelancaran hari kita kepada minuman hitam pekat yang pahit itu. Kita melangkahkan kaki kita dengan mulai dari hal kecil tersebut menuju ke sesuatu yang besar. Selama hal besar itu pula kita dijaga dari rasa kantuk oleh jimat pemberian sang kopi yakni kafein. Dengan jimat tersebut rasanya kita dapat mengerjakan puluhan kertas itu yang menumpuk di atas meja.
Ia juga memberi kehangatan dikala kita kedinginan oleh dinginnya permasalahan sosial yang ada. Setiap tegukan darinya memberikan rasa pahit dengan harapan kita dapat lupa dengan pahitnya kehidupan. Di akhir, kita mendapatkan sebuah ketenangan di mana kita diajak menjauh dari hiruk pikuk kehidupan dan kabur menuju perjalanan dunia kopi.
Perjalanan kopi yang menjadi cerminan dari alur hidup kita sebagai seorang pelajar. Dimulai dari saat kopi dipanen oleh petani dan lanjut ke proses pasca panen. Layaknya idealisme pendidikan kita, di sini murid-murid mulai membentuk diri mereka secara spesifik dengan melewati proses yang berbeda satu dengan lainnya.
Selama masa pasca panen tersebut biji-biji yang terpilih akan melewati beberapa metode. Ada beragam perjalanan yang dapat ditempuh seperti full washed, semi washed, natural/dry process, honey, dan lain sebagainya. Hasil dari setiap proses tersebut akan menghasilkan biji kopi dengan karakteristiknya masing-masing. Selayaknya pelajar yang memiliki kelebihan di suatu bidang dan kekurangan di bidang lainnya.
Setelah melalui tahapan-tahapan pasca panen, selanjutnya kopi akan dikemas dan didistribusikan kepada para pedagang kopi. Di toko kopi terbentanglah berbagai macam bungkus kopi yang berbeda-beda di tiap etalase yang ada. Kopi-kopi itu mengharapkan seseorang untuk datang dan membeli dirinya. Sebuah gambaran ketika para pelajar itu lulus dari masa pendidikannya dan mulai menunggu peluang pekerjaan untuk hadir di hadapan mereka.
Kopi yang beruntunglah yang akan terpilih. Kopi yang terpilih akan dibawa oleh seorang barista menuju ke sebuah kafe. Di kafe, barista dapat mengolah kopi tersebut menjadi berbagai macam sajian minuman berbasis kopi, bisa anda sebutkan dari yang paling sederhana seperti espresso. atau kopi dengan tambahan susu seperti macchiato, latte, cappucino. Atau bahkan kopi dengan campuran es krim bernama affogato.
Minuman-minuman itu akan disajikan kepada para penyuka kopi maupun masyarakat awam. Selain itu, pemandangan kafe yang hangat dimana orang-orang berkumpul dan bersenda gurau sembari meminum kopi. Seperti sebuah tujuan dari insan-insan yang telah melalui semua proses yang melelahkan itu. yakni, memberikan manfaat kepada masyarakat.
Komentar
Posting Komentar